Thursday 10 May 2012

Nama Kelompok Kewirausahaan

1. Tubagus Maulana yusuf - Teknik Informatika
2. Fariz Kahfi - Teknik Informatika
3. Nova Nurahmi - Teknik Informatika
4. Beby Meiriska - Teknik Informatika

Potensi Desa Koper

Potensi desa merupakan hal utama dalam Pengembangan kondisi dan wilayah desa Koper, sehingga kebutuhan penduduk akan terjamin dengan baik dan sederhana, melalui potensi inilah masyarakat akan mengetahui bagaiman keadaan lingkungan, penduduk, masyarakat dan tempat tinggal masyarakatnya. Disamping hal di atas yang lebih penting adalah masalah kesejahteraan masyarakat dengan kondisi yang saat ini berkembangan, karena potensi Desa merupakan factor pendorong dalam usaha pengembangan desa tertentu.

Potensi terbesar yang dimiliki desa Koper adalah dari sector pertanian. Dengan desa yang mempunyai sawah padi yang sangat luas perlu dimanfaatkan. Lalu potensi terbesar kedua yang dimiliki desa tersebut adalah dari sector peternakan, sebagian besar rumah-rumah disana memiliki ternak seperti kambing dan sapi. Kedua sector tersebut bisa dikolaborasikan menjadi sesuatu proyek yang akan membantu kesejahteraan dan daya guna masyarakatnya. Berikut adalah kemungkinan proyek yang bisa dilaaksanakan sesuai potensi itu:
1.    Biogas









Teknologi semacam ini sangat tepat untuk diimplementasikan dalam kehidupan Desa Koper. Pasalnya, dengan limbah batang padi yang biasanya dibakar, bisa dijadikan sesuatu yang sangat bermanfaat bagi warga sekitar, yaitu berupa gas, yang bisa dipakai untuk memasak dan kegiatan industry lainnya.
Jika dilaksanakan dengan baik, maka bayangkan berapa rumah yang bisa terisi oleh 4 tabung biogas ukuran 3 kg setiap bulannya, berapa ratus penganggurang yang menerima manfaat dalam pengembangan proyek ini. Pastinya akan memunculkan dayaguna masyarakat yang baik dan kesejahteraan warga yang membaik.
Indonesia merupakan negara agraris yang banyak memproduksi padi. Limbah hasil panen padi (batang dan tangkainya) atau lebih familiar dikenal dengan “sekam”.Biasanya sehabis panen, limbah ini langsung dibakar. Para petani menganggap limbah itu tidak bermanfaat lagi.
Namun berbeda dengan Cina, yang mengaku negara penghasil padi terbesar di dunia (sumber: energipotal.com). Setiap tahunnya limbah padi yang didapat setelah panen mencapai 230 juta ton.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para peneliti Cina, salah satunya bernama Xiujin Li , melaporkan bahwa mereka telah melakukan penelitian untuk mendapatkan biofuel dari limbah padi. Penelitian mereka yang rencananya akan diterbitkan di jurnal Energy & Fuels, America Chemical Society, memaparkan suatu metode untuk mendorong produksi biofuel hingga 65%.
Limbah padi selama ini belum dimanfaatkan untuk biogas karena selulose yang dimilikinya mempunyai struktur fisika dan kimia yang kompleks tidak mudah diurai bakteri.
Xiujin Li dan rekan-rekannya memberikan perlakuan batang padi dengan sodium hydroxide terlebih dulu, sebelum diberikan pada bakteri untuk difermentasi menjadi biogas. Perlakuan awal tersebut dapat meningkatkan produksi biogas dengan terbentuknya lebih banyak selulose dan komposisi lain di dalam batang padi tersebut. Tiga fasilitas prototip hingga kini telah dibangun di Cina menggunakan teknologi tersebut.
Bagaimana dengan Indonesia yang memiliki sumber limbah padi yang cukup potensial untuk mengahasilkan biofuel. Ini adalah tantangan kita bersama untuk mengoptimalkan potensi limbah padi
2.    Sekam Padi
















Limbah sering diartikan sebagai bahan buangan/bahan sisa dari proses pengolahan hasil pertanian. Proses penghancuran limbah secara alami berlangsung lambat, sehingga limbah tidak saja mengganggu lingkungan sekitarnya tetapi juga mengganggu kesehatan manusia. Pada setiap penggilingan padi akan selalu kita lihat tumpukan bahkan gunungan sekam yang semakin lama semakin tinggi. Saat ini pemanfaatan sekam padi tersebut masih sangat sedikit, sehingga sekam tetap menjadi bahan limbah yang mengganggu lingkungan.

Sekam padi merupakan lapisan keras yang meliputi kariopsis yang terdiri dari dua belahan yang disebut lemma dan palea yang saling bertautan. Pada proses penggilingan beras sekam akan terpisah dari butir beras dan menjadi bahan sisa atau limbah penggilingan. Sekam dikategorikan sebagai biomassa yang dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti bahan baku industri, pakan ternak dan energi atau bahan bakar.
Dari proses penggilingan padi biasanya diperoleh sekam sekitar 20-30% dari bobot gabah, dedak antara 8- 12% dan beras giling antara 50-63,5% data bobot awal gabah. Sekam dengan persentase yang tinggi tersebut dapat menimbulkan problem lingkungan. Penggunaan energi sekam bertujuan untuk menekan biaya pengeluaran untuk bahan bakar bagi rumah tangga petani. Penggunaan Bahan Bakar Minyak yang harganya terus meningkat akan berpengaruh terhadap biaya rumah tangga yang harus dikeluarkan setiap harinya.

Adapun teknologi yang dapat dimanfaatkan pada sekam adalah Tungku Berbahan Bakar Sekam Padi, tungku ini bisa dijadikan alternatif pengganti kompor mintak tanah maupun kompor gas karena persediaan bahan bakar tersebut makin menipis dan harganya makin mahal. Di desa-desa yang menjadi lumbung padi pasok sekam padi bisa melimpah. Sekam padi tersebut bisa dijadikan bahan bakarnya. Harga sekam padi relatif murah.

Nilai energi sekam memang lebih rendah dibandingkan briket batu bara muda yang mengandung energi  5.500 kkal/kg, minyak tanah 8900 kkal/kg, dan elpiji 11.900 kkal/kg, sedangkan panas pembakaran sekam 3.300 kkal/kg. Meski demikian sekam dapat menghasilkan panas dan efisiensi energi  yang cukup signifikan sebagai pengganti minyak tanah maupun gas.  Berdasarkan hasil penelitian FMIPA IPB, untuk mendidihkan 6 liter air dengan menggunakan sekam padi diperlukan waktu 12 – 18 menit dengan biaya Rp 300, sedangkan dengan menggunakan gas diperlukan waktu 11 menit dengan biaya Rp 500, dan minyak tanah selama 25 menit dengan biaya Rp 350.

Selayang Pandang Desa Koper

Desa Koper dikelilingi oleh desa-desa lainnya, Lingkungan kampung Desa Koper masih hijau dengan jalan yang masih sedikit yang belum di aspal. Terlihat ada banyak sawah dan peternakan terutama yang mendominasi adalah sawah padi. Luasnya sawah di desa ini lebih disebabkan suburnya tanah yang sangat mendukung untuk bertanam padi. Lingkungan kampung masih terasa asli, tetapi jumlah pohon cukup rindang untuk berada di wilayah pemukiman di pinggir wilayah desa yang luas itu. Hal tersebut menjadikan jalan-jalan di kampung terasa sedikit. Di kampung ini juga banyak ditemukan kandang kambing, sapi, yang terletak di sekitar rumahwarga karena sebagian besar masyarakat berternak kambing, sapi disamping ada yang berternak hewan lain.




















1.1  Peta Desa Koper, dibatasi oleh Panah Merah dan garis biru muda.


Gambar di atas merupakan Peta dari Desa Koper. Dapat terlihat jelas bahwa Desa Tersebut didominasi oleh pesawahan, yang merupakan warna abu-abu. Ini adalah potensi desa terbesar di Desa Koper. Selain persawahan, sector peternakan juga dimiliki oleh sebagian penduduk desa ini, seperti beternak sapi dan kambing.